tag:blogger.com,1999:blog-66738094809604038952024-03-05T13:25:15.048-08:00info NATUNABlog 0395 - Kliping Internet Kabupaten Natunaemang bloghttp://www.blogger.com/profile/13707226633694689801noreply@blogger.comBlogger12125tag:blogger.com,1999:blog-6673809480960403895.post-70019762604004804772011-02-05T05:50:00.000-08:002011-02-05T06:24:39.336-08:00Kabupaten NatunaSekilas tentang Kabupaten Natuna atau Profil Kabupaten Natuna :<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOi6-y4TYW6lZ5hwTUlguv8q_xZjOhPiFfBNhcp94vFKzsVX3D7P5UGKd5f2zgKgDCSDwGgU8N9_ZCzIrheOddftK7sWFcIPT9ykBNK9GtLfAhoAscRTT4Oha1UhUSxpJuZvKN1cfPXisb/s1600/peta-kepulauanriau.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="400" width="341" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOi6-y4TYW6lZ5hwTUlguv8q_xZjOhPiFfBNhcp94vFKzsVX3D7P5UGKd5f2zgKgDCSDwGgU8N9_ZCzIrheOddftK7sWFcIPT9ykBNK9GtLfAhoAscRTT4Oha1UhUSxpJuZvKN1cfPXisb/s400/peta-kepulauanriau.jpg" /></a></div><br />
<br />
<b><i>Ibukota - Geografi - Penduduk - Ekonomi - Musim - Pantai - Wisata Gua -Kekah Natuna - Transportasi - Migas</i></b><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrK5GohYwZ-h3tNEy1GjyCN_kyRUj8aoMmDe8fIg2WEl5DRGXy5M8vFuI3Qz_TN-f7SGIy4CgG8Ce6WzPBVDT7RczAAa6JZFpQhNN8NDW9x4-UFhugc1EM0phrymyIelC7oowwqRZXRzYC/s1600/natuna.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="290" width="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrK5GohYwZ-h3tNEy1GjyCN_kyRUj8aoMmDe8fIg2WEl5DRGXy5M8vFuI3Qz_TN-f7SGIy4CgG8Ce6WzPBVDT7RczAAa6JZFpQhNN8NDW9x4-UFhugc1EM0phrymyIelC7oowwqRZXRzYC/s400/natuna.jpg" /></a></div><br />
Ibukota Kabupaten.<br />
<br />
Kabupaten Natuna merupakan salah satu kabupaten termuda di Indonesia yang lahir di era reformasi dan otonomi daerah. kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Riau yang secara resmi terbentuk dengan dasar Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999, pusat ibu kotanya Ranai di Pulau Bunguran besar, sebagai ibu kota kabupaten.<br />
<br />
<br />
Geografi.<br />
Secara Geografis Kabupaten Natuna terletak di belahan Utara Indonesia tepatnya antara 2º Lintang Utara – 5º Lintang Utara dan 104º Bujur Timur – 110º Bujur Timur. Luas Wilayah Kabupaten Natuna ( sebelum Kab. Anambas Terbentuk ) adalah 14.190.120 ha atau 141.901,2 Km2, terdiri dari daratan seluas 323.520 ha (3.235,2 km2) dan perairan seluas 13.866.600 ha (138.66 km2). Wilayah daratan terdiri dari 272 pulau besar dan kecil yang tersebar di perairan Laut Cina Selatan.<br />
<br />
<iframe width="425" height="350" frameborder="0" scrolling="no" marginheight="0" marginwidth="0" src="http://maps.google.co.id/maps?hl=id&q=natuna,+indonesia&ie=UTF8&hq=&hnear=Kabupaten+Natuna&ll=3.945651,108.142867&spn=1.824809,2.90863&t=h&z=9&output=embed"></iframe><br />
<small><a href="http://maps.google.co.id/maps?hl=id&q=natuna,+indonesia&ie=UTF8&hq=&hnear=Kabupaten+Natuna&ll=3.945651,108.142867&spn=1.824809,2.90863&t=h&z=9&source=embed" style="color:#0000FF;text-align:left">Lihat Peta Lebih Besar</a></small>Kabupaten Natuna Merupakan salah satu daerah terluar yang berada di perbatasan RI dengan negara lain. Di sebelah utara, Kabupaten ini berbatasan dengan negara Vietnam dan Kamboja, sebelah timur dengan Malaysia bagian Timur (Serawak) dan Kalimantan Barat, sebelah barat dengan semenanjung Malaysia dan Kabupaten Bintan. Dari 272 pulau tersebut, hanya 76 pulau atau 28% yang telah di huni, sedangkan 195 atau lebih kurang 72% pulau lainnya masih belum berpenghuni.<br />
<br />
Di antara Pulau Bunguran, Pulau Jemaja ( sekarang masuk kabupaten Anambas) dan Pulau Serasan. Bersama pulau-pulau lainnya, ketiga pulau tersebut membentuk tiga gugusan pulau yaitu :<br />
Gugusan pulau Anambas, terdiri dari Pulau Siantan, Jemaja dan Palmatak ( sekarang telah menjadi kabupaten Anambas dan pisah dari kab. Natuna ).<br />
Gugusan Pulau Natuna, terdiri dari Pulau Laut, Sedanau, Bunguran dan Midai.<br />
Gugusan Pulau Serasan terdiri dari pulau Serasan, Subi Besar, dan Subi Kecil.<br />
<br />
Penduduk<br />
Penduduk Kabupaten Natuna berdasarkan data Biro Pusat Statistik Pada tahun 2005 berjumlah 93.644 jiwa dengan komposisi yang berimbang antara laki-laki dan perempuan. Lebih dari separuhnya terkonsentrasi di gugusan Kepulauan Natuna.<br />
<br />
Ekonomi.<br />
Kabupaten Natuna wilayahnya dikelilingi oleh laut dalam. Dengan posisi dikelilingi laut luas, Natuna menjadi terpencil, serta minim fasilitas sosial dan fasilitas umum. Lautan luas seharusnya membuat Natuna menjadi penghasil di Sektor Kelautan. Namun, letak Natuna terlalu jauh sehingga membuat nelayan tidak mampu memasarkan ikan tangkapannya. Sementara itu, fasilitas ruang pendingin untuk mengawetkan ikan juga minim. Kekayaan laut Natuna diperkirakan dapat menghasilkan lebih dari satu juta ton ikan per tahun. Namun, saat ini baru tiga puluh enam persen saja yang termanfaatkan.<br />
<br />
Musim<br />
Minimnya pemanfaatan potensi laut juga karena pengaruh musim yang hanya ramah selama enam bulan saja. Selebihnya, saat angin utara datang, laut di sekitar Natuna menjadi ganas dan para nelayan memilih berkebun sebagai lahan menyambung hidup.<br />
<br />
Pantai.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbZ3KLzMHJgOWohvGeEw37YNq7-D6ktTOR3Tt5YY_obwJ07WxFfuzGxs2KOjHt31zIO2_IsKL_C0z_PPProg1ID38xuLE655SLCf9mlgozqLCn2S95YBA144dWII2zGeSyY5STlmpz-U4R/s1600/kepulauan+Natuna.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="320" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbZ3KLzMHJgOWohvGeEw37YNq7-D6ktTOR3Tt5YY_obwJ07WxFfuzGxs2KOjHt31zIO2_IsKL_C0z_PPProg1ID38xuLE655SLCf9mlgozqLCn2S95YBA144dWII2zGeSyY5STlmpz-U4R/s320/kepulauan+Natuna.jpg" /></a></div><br />
Gugusan Kepulauan Natuna juga memiliki pemandangan yang indah, dengan panorama pantai yang masih terjaga keasriannya. Natuna demikian elok dan memiliki banyak potensi. Pengunjung dapat menemukan wisata pantai, seperti Pantai Tanjung, Pantai Sebagul, Pantai Teluk Selahang, Pantai Setengar, Pantai Sisi Serasan, Pantai Stress dan sebagainya. Sejumlah lokasi bahkan menjadi tempat favorit bagi penggemar snorkling, pengamat habitat penyu, dan pecinta wisata bawah air.<br />
<br />
Pengunjung juga dapat mengunjungi Pulau Senoa dengan menggunakan pompong dan perjalanan ditempuh sekitar 30 menit. Bila dilihat dari fisiknya, bentuk Pulau Senoa menyerupai ibu hamil yang sedang berbaring di atas laut. Karena itu, Pulau ini kerap disebut dengan Pulau Ibu Hamil oleh penduduk setempat. Di Pulau Senoa, pengunjung akan menemukan penyu yang berkeliaran dengan bebas di pinggir pantai. Di Pulau ini juga terdapat sarang burung walet di sejumlah gua.<br />
<br />
Wisata Gua.<br />
Selain itu, di Natuna juga ada obyek wisata gua dan batu-batuan seperti gua Batu Sindu, Batu Kapal, Batu Rusia, Alive Stone Park, dan sebagainya. Natuna memiliki sejumlah batu-batu berukuran besar yang tersebar di seluruh pulau. Kini, oleh pemerintah setempat, batu-batu tersebut dilindungi dan dijadikan obyek wisata.<br />
<br />
Bentuk batu-batuan ini juga unik, seperti Batu Kapal berupa dua batu besar yang berjajar. Bentuknya menyerupai kapal besar yang terdampat di tepi pantai. Adapun Alive Stone Park berupa batu yang berdiri di atas serakan batu lainnya. Bentuknya menyerupai elips, dan mirip dengan batu yang ditemukan di Afrika.<br />
<br />
Kekah Natuna.<br />
Di Natuna, pengunjung juga dapat menemui salah satu spesies kera langka yang biasa disebut dengan nama “kekah (Presbytis Natunae)”. Kekah Natuna hanya hidup dan berkembang di Bunguran seperti di kawasan Gunung Sintu (Pian Tengah, Sepang, Seberang), gunung Ranai, dan Gunung Ceruk.<br />
<br />
Bentuk kekah sangat unik, tubuhnya diselimuti oleh bulu-bulu hitam tebal yang diselingi dengan warna putih pada bagian dada hingga kelihatan seperti mengenakan rompi putih dan pada bagian wajah. Mata kekah dikelilingi kulit berwarna putih dan abu-abu. Mereka terlihat seperti mengenakan kacamata.<br />
<br />
Seperti jenis-jenis kera lainnya, Kekah yang pemakan buah-buahan, dedaunan, dan umbi-umbian ini juga hidup berkelompok dan agak sulit didekati karena sifatnya yang sedikit pemalu, jika di pelihara hewan ini bisa jadi sangat “manja” kepada pemiliknya. Bila beruntung, Anda dapat menemukannya di jalan raya dalam perjalanan menuju pelabuhan Selat Lampa, Kecamatan Pulau Tiga, Natuna.<br />
<br />
Transportasi.<br />
Untuk mencapai ibukota Kabupaten Natuna (Ranai) dapat menggunakan Transportasi Udara. Perjalanan dengan pesawat memakan waktu selama kurang lebih 1 jam 30 menit. Atau dapat juga menggunakan jalur Transportasi Laut dengan kapal Pelni dari Pelabuhan Kijang, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Kapal ini akan kembali lagi ke Natuna satu minggu kemudian.<br />
<br />
Migas.<br />
Kabupaten Natuna saat ini memang menjadi salah satu daerah andalan penghasil minyak dan gas Indonesia. Berdasarkan laporan studi Kementerian dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2002, cadangan minyak yang dimiliki Natuna mencapai 308,30 Juta Barel. Sementara Cadangan Gas Buminya terbesar se-Indonesia, yaitu sebesar 54,78 triliyun kaki kubik. Tidak mengherankan jika Dana Bagi Hasil Migas menjadi sumber utama pendapatan Daerah Kabupaten Natuna.<br />
<br />
Sumber :<br />
<a href="http://natuna.org/kabupaten-natuna.html">http://natuna.org/kabupaten-natuna.html</a><br />
<br />
Sumber Gambar:<br />
http://adindabelia.wordpress.com/category/tata-ruang-wilayah/<br />
http://monichasarivirginia.blogspot.com/2010/04/berikut-ini-beberapa-gambar-keindahan.htmlemang bloghttp://www.blogger.com/profile/13707226633694689801noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6673809480960403895.post-37505145284732882172011-02-05T05:45:00.000-08:002011-02-05T05:45:08.400-08:00Natuna Sumber Gas Terbesar di DuniaPendahuluan<br />
<br />
Lapangan gas Natuna, yang ditemukan pada tahun 1973, terletak di laut Natuna kira-kira 225 km sebelah timur laut dari Pulau Natuna pada kedalaman laut 145 meter. Pulau Natuna terletak 600 km sebelah timur laut Singapura dan 1100 km sebelah Utara Jakarta. Reservoar bersangkutan diperkirakan mengandung cadangan hidrokarbon yang dapat dihasilkan kira-kira sebanyak 45 triliun kaki kubik atau 1.270 miliar meter kubik. Jumlah volume gas dalam reservoar, termasuk karbondioksida yang merupakan 71<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<br />
<br />
Kilang LNG di Pulau Natuna <br />
<br />
Aliran lepas pantai yang kaya hidrokarbon ini akan disalurkan melalui pipa ke kilang LNG yang akan dibangun di ujung utara Pulau Natuna, aliran gas yang ditampung di sini akan dimurnikan lebih lanjut untuk menyingkirkan sisa CO2 dan H2 S sebelum metana dicairkan menjadi LNG. Pulau Natuna yang berukuran panjang kira-kira 65 kilometer dan lebar kira-kira 45 kilometer. Lokasi di bagian utara dipilih dari beberapa lokasi yang memungkinkan di beberapa tempat di pulau itu. Alasan utamanya karena lokasi ini terletak dekat pada tempat pipa mencapai daratan, di mana terdapat tanah lapang yang relatif rata dan cukup padat, terbuka untuk pelayaran, dan juga dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit. <br />
<br />
Keahlian teknis dan operasional Pertamina yang telah demikian luas dalam proses pencairan gas alam akan dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam merancang kilang LNG Pulau Natuna. Di daratan pada mulanya gas akan diolah untuk pembuangan sisa CO2 dan H2 S, proses FLEXSORB/PS milik Exxon akan digunakan pada tahap awal ini. Gas limbah ini dimampatkan untuk disalurkan melalui pipa ke daerah aquifer lepas pantai, lalu diinjeksikan ke dalamnya bersama dengan bagian terbesar gas limbah yang telah dipisahkan terlebih dahulu di lepas pantai. Sisa gas hidrokarbon akan didehidrasikan untuk mengurangi kadar airnya sampai tingkat yang sesuai untuk pencairan gas, proses pencairan akan mengubah gas menjadi cairan dingin(-162o C) untuk ditampung pada tekanan atmosfir. Sistim multi komponen maupun sistim pendinginan propan akan digunakan kedua-duanya dalam proses pencairan. Ukuran train LNG akan mirip dengan yang kini beroperasi di Bontang untuk mengoptimalkan produksi LNG dan agar dapat disesuaikan dengan kemungkinan tambahan produksi dari anjungan pemurnian gas lepas pantai. Train pencairan baru dapat ditambahkan untuk memenuhi komitmen penjualan gas. Kilang LNG ini akan dirancang untuk mencapai efesiensi termal tinggi dengan menggunakan unit peralatan yang dapat menangkap dan memanfaatkan kembali panas dan uap buangan. Tangki-tangki yang telah diisolasikan akan menampung cairan itu sebelum dimuat ke kapal tanker. LNG merupakan bahan bakar hidrokarbon yang paling bersih, suatu sumber energi yang menghasilkan gas emisi rumah kaca (green house gas) yang paling rendah dan juga limbah sisa dan partikel-partikel sampingan yang dapat diabaikan. LNG Natuna akan memberikan segala manfaat bahan bakar yang serasi dengan lingkungan hidup. Seluruh operasi Natuna disesuaikan dengan persyaratan pembeli untuk memperoleh bahan bakar bersih. Gas limbah yang dihasilkan akan dikumpulkan di daratan dan lepas pantai untuk kemudian dibuang dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi lingkungan hidup. Pada awal operasi normal proses pemurnian bertahap ini akan menyisakan hanya sebagian kecil gas limbah dalam aliran untuk pembakaran, demikian juga di dalam bahan bakar gas di lepas pantai maupun di daratan. <br />
<br />
Gas limbah yang dihasilkan akan disalurkan melalui pipa ke anjungan-anjungan injeksi aquifer, di tempat tersebut gas limbah ini akan diinjeksikan ke dalam tanah formasi karbonat yang mempunyai ruang tampung 40 kali lebih besar dari pada ukuran reservoar produksi Natuna. Hampir semua gas limbah yang dihasilkan akan dibuang untuk selamanya ke dalam aquifer-aquifer raksasa tersebut di bawah tanah.<br />
<br />
<br />
<br />
Proses pembuangan gas limbah <br />
<br />
Pembuangan gas limbah di bawah tanah adalah suatu teknologi yang telah terbukti dan telah diterapkan di dalam industri gas di seluruh dunia. Sejak tahun 1946, hampir 100 proyek penimbunan telah dibangun dan digunakan di Amerika Serikat, Canada, Jerman, Perancis, Italia, Arab Saudi dan negara lain. Pengkajian geologi, geofisika dan rekayasa reservoar secara rinci telah dilakukan. Usaha ini telah merumuskan sifat-sifat aquifer, yang akan mengontrol daya injeksi sumur dan juga kekhasan dari tempat penimbunan gas limbah tersebut. Sumur-sumur tambahan akan dibangun selama tahap perekayasaan di sekitar anjungan-anjungan injeksi yang direncanakan untuk memastikan sifat-sifat aquifer di daerah tersebut. Penginjeksian gas ke dalam aquifer adalah sesuatu yang telah cukup dipahami dan biasa dilakukan. Di Natuna, gas limbah akan diinjeksi ke dalam aquifer dalam bentuk cair superkritis(memiliki kerapatan cairan dengan sifat menyebar dari gas) pada tekanan injeksi awal di kepala sumur sebesar 23.000 kPa (3.336 psi). Selama proses ini tekanan di dalam aquifer secara menyeluruh akan bertambah, tetapi gas tidak akan terlalu jauh dari tempat penginjeksian. Bagian terbesar dari gas itu akan berada dekat lubang-lubang sumur injeksi. Karena kerapatan gas kurang dari air, dalam jangka sekian tahun, gas akan naik ke dalam aquifer. Namun kebanyakan dari gas itu akan tetap \x{201C}terperangkap\x{201D} dalam rongga pori batuan dan tidak mampu bergerak lagi. Ini dikenal sebagai sisa gas yang jenuh. Dengan berlanjutnya injeksi gas maka lebih banyak gas akan terperangkap dalam pori-pori tersebut. Sebagian dari gas yang tidak terperangkap akan terus bergerak ke atas. <br />
<br />
Jadwal <br />
<br />
Untuk suksesnya pegembangan proyek Natuna yang demikian besar dan kompleks ini, diperlukan penjadwalan terencana yang diterapkan secara seksama. Pada saat ini diperkirakan, bahwa pemasokan LNG dari pelabuhan laut Natuna dapat mulai dilaksanakan 8 tahun setelah permulaan proyek. Pekerjaan yang telah direncanakan selama ini meliputi usaha memperoleh dan mengolah data seismik, pegeboran sumur-sumur kajian, dan simulasi komputer paling canggih untuk menganalisa keadaan reservoar produksi dan aquifer pembuangan CO2. Pengkajian rekayasa dan laboratorium secara rinci, seperti yang diperlukan untuk permurnian gas dan pemecahan CO2 telah diselesaikan dan hasilnya menegaskan bahwa konsep pembangunan yang diusulkan ini laik secara teknis dan merupakan yang paling ekonomis untuk dilaksanakan dibanding dengan pilihan-pilihan lain. <br />
<br />
Banyak kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan menentukan sekali untuk memajukan proyek ini. Termasuk persetujuan mengenai suatu surat kesepakatan tertulis untuk merealisasikan proyek dan kemudian mencapai perjanjian dengan pihak pembeli-pembeli LNG, pendanaan kilang LNG serta penyelesaian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan perekayasaan proyek. <br />
<br />
Sumber : Elektro Indonesia 5/1996<br />
<br />
Exxon Corp. (Exxon Corp.) dalam :<br />
<a href="http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1101090234">http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1101090234 </a>emang bloghttp://www.blogger.com/profile/13707226633694689801noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6673809480960403895.post-21073210334459352512011-02-05T05:40:00.000-08:002011-02-05T05:40:07.499-08:00Kepulauan NatunaGugusan Kepulauan Natuna juga memiliki pemandangan yang indah, dengan panorama pantai yang masih terjaga keasriannya. Natuna demikian elok dan memiliki banyak potensi.Pengunjung dapat menemukan wisata pantai, seperti Pantai Tanjung, Pantai Sebagul, Pantai Teluk Selahang, Pantai Setengar, dan sebagainya. Sejumlah lokasi bahkan menjadi tempat favorit bagi penggemar snorkling, pengamat habitat penyu, dan pecinta wisata bawah air<br />
<br />
Pulau Natuna adalah kabupaten dari Propinsi Kepulauan Riau. Pulau ini terletak di Laut Cina Selatan antara Semenanjung Malaysia, Borneo, Vietnam dan Kamboja. Untuk mencapai Pulau Natuna dari Pulau Batam harus menyeberang dengan kapal penumpang ke Tanjung Pinang selama 1 jam, dan dari Tanjung Pinang menggunakan pesawat kecil ke Bandara khusus AU di Ranai, Pulau Natuna.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Gugusan pulau di kawasan utara Provinsi Kepulauan Riau itu disebut. Tanah dan lautnya sangat kaya akan berbagai barang tambang, seperti pasir kuarsa, gas alam, dan minyak bumi.<br />
<br />
Di perairan lautnya yang dalam terkandung kekayaan alam berwujud ikan dan biota laut lainnya. Belum lagi keelokan pantai dan keindahan terumbu karang yang sangat menawan. Bagi warga Natuna, Pulau Natuna Besar dan pulau-pulau kecil di sekitarnya lebih sering disebut sebagai Bunguran.<br />
<br />
Menurut legenda, penghuni pertama Pulau Natuna Besar adalah Demang Megat. Alkisah, ada seorang anak yang terbawa hanyut sebatang kayu. Anak itu, menurut kisah, berasal dari Siam (Thailand). Kala itu pulau tersebut belum bernama.<br />
<br />
Air laut yang menghanyutkan kayu itu kemudian mendamparkannya di sebuah pulau. Entah atas kekuatan dari mana tiba-tiba anak itu berubah besar dan berbulu. Dialah yang kemudian disebut Demang Megat. Oleh Wan Tarhusin, warga Natuna yang mengisahkan legenda itu, Demang Megat juga memiliki kekuatan dan kesaktian.<br />
Demang Megat, yang menjadi penghuni pertama Pulau Natuna Besar itu, kemudian menikah dengan seorang putri Kerajaan Johor bernama Engku Fatimah. Kala itu Engku Fatimah tengah berlayar menuju gugusan Kepulauan Natuna dan kemudian mendarat di pantai Pulau Natuna Besar.<br />
<br />
Di bawah sebuah pohon besar bernama bungur di pulau itulah Engku Fatimah bertemu dengan Demang Megat. Karena saling terpikat, mereka kemudian menikah dan tinggal di pulau itu. Dari nama pohon tempat pertemuan antara Engku Fatimah dan Demang Megat itulah tanah atau pulau itu kemudian disebut Bunguran.<br />
Pernikahan itu berjalan langgeng dan merupakan berkah bagi Engku Fatimah. Sebelumnya ia telah 40 kali menikah, tetapi tak berapa lama setelah menikah suaminya selalu meninggal. Hanya bersama Demang Megat perkawinan Engku Fatimah bisa langgeng.<br />
<br />
Oleh Kerajaan Johor, Demang Megat kemudian digelari Datuk Kaya. ”Gelar itu diberikan untuk yang pertama kalinya, dan gelar itu merupakan gelar tertinggi,”<br />
<br />
Keberagaman itu membuat Natuna menjadi makin kaya. Tidak hanya karena sumber daya alam yang dimilikinya dan segala potensi kelautan yang menjadi anugerahnya, tetapi juga kekayaan latar belakang warga yang mendiaminya. Sejarah, legenda, dan nama kemudian menjadi latar belakang yang menjadikan apa yang terjadi saat ini makin berurat-berakar.<br />
<br />
Umumnya, legenda mengisahkan tentang pertemuan aneka suku bangsa di tempat yang baru dan tak bernama. Di Natuna, saat ini pertemuan itu makin mendapat makna karena perjumpaan lebih banyak budaya, suku, dan bangsa, yang tentu saja diharapkan makin memperkaya Natuna.<br />
<br />
Sumber :<br />
<a href="http://indotim.net/wisata-sumatera/wisata-riau/pulau-natuna/">http://indotim.net/wisata-sumatera/wisata-riau/pulau-natuna/</a>emang bloghttp://www.blogger.com/profile/13707226633694689801noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6673809480960403895.post-14792982295411005642011-02-05T05:34:00.000-08:002011-02-05T05:34:49.233-08:00Kependudukan Kabupaten NatunaGambaran Umum Penduduk Kabupaten Natuna<br />
<br />
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kabupaten Natuna (angka sementara) adalah 69.319 orang, yang terdiri atas 35.780 laki-laki dan 33.449 perempuan. Dari hasil SP2010 tersebut Kecamatan Bunguran Timur, Bunguran Barat, dan Midai merupakan 3 kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu masing-masing 23.230 orang, 10.827 orang, 5.015 orang. Kecamtan Pulau Laut merupakan kecamtan yang memiliki jumlah penduduk terkecil yaitu 2.200 orang.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Natuna<br />
<br />
Laju pertumbuhan penduduk per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 2,79 persen. Pertumbuhan penduduk ini tergolong cukup tinggi walaupun masih lebih kecil dari pertumbuhan penduduk kepulauan Riau yakni 5,03 persen. Pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi di Kecamatan Bunguran Timur, hal ini wajar karena Ranai yang merupakan Ibukota Kabupaten juga merupakan pusat pemerintahan dan pusat perekonomian, sarana dan prasarana yang tersedia lebih lengkap dibandingkan wilayah lain di Kabupaten Natuna, sehingga arus migrasi masuk lebih besar. Ditambah lagi dengan adanya sarana transportasi laut dan udara yang cukup mendukung, sehingga memudahkan arus keluar masuk barang dan juga mobilitas penduduk.<br />
<br />
Sedangkan Kecamatan Serasan dan Serasan Timur mengalami pertumbuhan penduduk yang terendah yakni -1,19 persen dan -0,08 persen. Pertumbuhan yang rendah ini lebih disebabkan karena banyaknya migrasi keluar untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi ataupun migrasi untuk bekerja.<br />
<br />
Selengkapnya Lihat :<br />
<a href="http://www.bps.go.id/hasilSP2010/kepri/2103.pdf">http://www.bps.go.id/hasilSP2010/kepri/2103.pdf </a>emang bloghttp://www.blogger.com/profile/13707226633694689801noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6673809480960403895.post-60678330960192745012011-02-05T05:30:00.000-08:002011-02-05T05:30:02.390-08:00Parah, Stok Ikan di Natuna Menyusut!Stok ikan perairan Tambelan, Natuna, turun drastis. Fakta itu terungkap dalam hasil ekspedisi peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Dirjen Pendidikan Tinggi Indonesia (DIKTI) ke perairan tersebut 4 - 16 November 2010 lalu.<br />
<br />
"Pada tahun 1974 stok ikannya mencapai 1,8 - 2,3 ton per kilometer persegi, sementara sekarang hanya 0,27 ton per kilometer persegi. Jadi, berkurang drastis," kata Fahmi M.Phil, staf Pusat Penelitian Oseanografi LIPI yang memimpin ekspedidi Natuna tersebut.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Ia mengungkapakan, berkurangnya stok ikan di perairan tersebut disebabkan adanya eksploitasi yang berlebihan. Proses penangkapan ikan juga kadang dilakukan dengan bahan peledak dan racun, sehingga semakin berpengaruh terhadap stok ikan daerah itu.<br />
<br />
Ironisnya, Fahmi mengatakan, "Berdasarkan wawancara kami dengan masyarakat, penangkapan ikan yang berlebihan bukan dilakukan oleh masyarakat setempat, tetapi dari daerah lain. Bahkan, katanya dulu kapal negara lain bisa berlabuh di desa setempat dan dibiarkan oleh warga."<br />
<br />
Salah satu hal yang menyebabkan masyarakat membiarkan aksi warga luar tersebut adalah adanya iming-iming yang diberikan pada warga setempat. Selain itu, Fahmi juga mengungkapkan, penegakan hukum yang rendah menjadi salah satu pemicunya.<br />
<br />
Fahmi mengatakan, eksploitasi oleh warga negara lain memang saat ini sudah tak sebesar dulu. Namun, ia mengatakan, "Tetap perlu pembangunan kesadaran pada diri masyarakat, sehingga tidak terjadi eksploitasi yang berlebihan."<br />
<br />
Sumber :<br />
Penulis: Yunanto Wiji Utomo | Editor: Latief<br />
<a href="http://sains.kompas.com/read/2010/12/27/18264378/Parah..Stok.Ikan.di.Natuna.Menyusut..">http://sains.kompas.com/read/2010/12/27/18264378/Parah..Stok.Ikan.di.Natuna.Menyusut.. </a><br />
27 Desember 2010emang bloghttp://www.blogger.com/profile/13707226633694689801noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6673809480960403895.post-50770230563147193972011-02-05T05:27:00.000-08:002011-02-05T05:27:39.003-08:00Kopra Natuna Belimpah Ruah, Namun Tidak Bernilai HargaSelain penghasil ikan, Kabupaten Natuna juga merupakan daerah penghasil kelapa yang cukup lumayan besar. Ini terbukti dengan keberadaan hamparan batang pohon kelapa yang menyebar di seantero wilayah kepulauan tersebut.<br />
<br />
Seperti yang dikutip Batamtimes dari detikkepri.com, bahwa produk perkebunan yang berasal dari dataran Amerika Selatan ini banyak berperan dalam industri makanan. Tidak heran, banyak investor yang sempat menanamkan modal pada usaha perkebunan kelapa. <br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Namun cerita besar itu sayangnya tidak menjadi kebanggaan di Natuna. Layaknya sampah, kelapa kini dibiarkan matang di pohon dan jatuh dengan sendirinya. Buah kelapa yang terjatuh tersebut dibiarkan seperti sampah yang berserakan seakan tidak bernilai.<br />
<br />
Petani kelapa di Natuna keberatan mengolah kelapa menjadi kopra karena harganya yang tidak sebanding dengan biaya produksi. Belum lagi masalah transportasi, yang menjadi kendala besar. Ironisnya, disaat harga barang dan kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) terus menanjak naik, justeru harga kopra dan hasil bumi lainya, terjun bebas. <br />
<br />
Kini, harga kopra tinggal berkisar antara Rp 2.500 – Rp 3.000 per Kg. Dan harga tertinggi mencapai Rp 3.500 per Kg. Angka ini merupakan harga terendah pada tahun 2010.<br />
<br />
Sebelumnya, harga kopra sempat mencapai Rp 4.000 per Kg. Bagi petani kopra, harga saat ini terlalu kecil, dibanding beban pekerjaan, ongkos dan upah kerja selama proses produksi menjadi kopra. Belum lagi biaya transportasi. Karena itu, harga kopra di Natuna di tingkat pembeli menjadi ini berbeda-beda. Dan pembeli cenderung mematok harga murah.<br />
<br />
Jafar, petani kelapa di Kecamatan Midai, Natuna, mengatakan harga kopra di wilayahnya bervariasi. Di tingkat pembeli, kopra dipatok dengan harga antara Rp 1.900 – Rp 2.000 per Kg. Sedangkan para pedagang di Natuna membeli dengan harga Rp 2.300 per Kg.<br />
<br />
Kata Jafar, jika harga mulai stabil, ia akan mencoba membawa kelapa serta Kopra yang telah dikeringkan dengan Kapal Printis menuju Pontianak dan Tanjungpinang, karena harganya bisa sedikt lebih tinggi.<br />
<br />
Wan petani kelapa lainnya menuturkan saat ini banyak kelapa yang banyak berjatuhan di Natuna tanpa dipetik dan dibiarkan berserakan di bawah pohon seolah komoditi yang tidak bernilai. Sayang memang, kelapa yang seluruh bagiannya bisa dimanfaatkan itu dan dulu menjadi primadona di Natuna, kini terongok tidak berguna. <br />
<br />
Wan yang mengaku memiliki 700 batang pohon kelapa di dua bidang kebunnya di Ranai, Natuna, menilai, perlu adanya pendirian pabrik pengolahan kelapa, sehingga kelapa kini tidak bernilai tersebut menjadi komoditi yang berharga.<br />
<br />
Kata Wan, dari kebun kelapanya tersebut, ia bisa menghasilkan 4.000 butir kelapa segar setiap panen. Bila diproses menjadi kopra atau kelapa kering, jumlah tersebtu bisa menghasilkan 1 ton kopra. Tetapi ia memilih untuk tidak memetik dan memproses kelapanya menjadi kopra, karena harganya yang terlalu murah.<br />
<br />
Ungkapnya, 1 kwintal kopra yang setara 300 butir kelapa segar hanya berharga Rp 100 ribu. Kini ia dan sebagian warga Natuna lainnya masih terus menunggu hingga harga kopra sejajar dengan harga kebutuhan lainnya, seperti dulu.<br />
<br />
“Tetapi sebagian warga yang tidak sabar, memilih menebang pohon kelapanya untuk dijadikan rumah atau mengubah lahan perkebunan kelapanya dengan komoditi lain yang lebih punya nilai jual,” ujarnya. <br />
<br />
Karenanya, ia berharap, Pemda ikut memperhatikan nasib petani kopra, karena mereka rata-rata menggantungkan hidup pada pendapatan dari kopra. Sementara harga sembako dan bahan lain, terus meningkat.<br />
<br />
Melalui Dinas Perkebunan, mereka berharap mendapat pengetahuan agar petani dapat mencegah dan mengatasi permasalahan yang dihadapi, sehingga harga kopra dapat naik kembali.<br />
<br />
Terpisah, Arifin Mawi, tokoh Pemuda setempat menjelaskan bahwa prospek kopra Natuna terbuka bagi pangsa pasar Internasional. Karena itu, perlu perhatian serius oleh pemerintahan setempat dalam membaca peluang investasi kopra di Natuna.<br />
<br />
“Kalau pemerintah serius, sebenarnya peluang sangat terbuka untuk mengarap komoditi handalan Natuna ini,” terangnya.<br />
<br />
Dijelaskan, sejak lama kampanye anti minyak jenuh gencar dilancarkan di Amerika Serikat (AS), sehingga tidak memupuskan harapan para pakar untuk melirik minyak kelapa sebagai sumber pangan sehat. Meskipun uji klinis belum dilakukan secara intensif, asam lautrat dalam minyak kelapa diyakini sangat bermanfaat bagi kesehatan, termasuk kolesterol dan jantung yang justru kebalikan dari kampanye ilmuwan AS.<br />
<br />
Berdasarkan pertimbangan itu, perdagangan minyak kelapa murni/virgin coconut oil (VCO) makin meningkat, baik domestik maupun mancanegara dengan harga cukup tinggi. Saat ini, lebih dari 300 perusahaan minyak kelapa murni VCO sudah beroperasi dan masing-masing mengklaim terbaik.<br />
<br />
“Semoga saja masih ada yang peduli terhadap para petani Kopra di kabupaten Natuna,” pungkasnya. (red/dk)<br />
<br />
Sumber :<br />
<a href="http://www.batamtimes.com/natuna/2498-kopra-natuna-belimpah-ruah-namun-tidak-bernilai-harga-.html">http://www.batamtimes.com/natuna/2498-kopra-natuna-belimpah-ruah-namun-tidak-bernilai-harga-.html</a><br />
7 Januari 2011emang bloghttp://www.blogger.com/profile/13707226633694689801noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6673809480960403895.post-78620196168542696592011-02-05T05:23:00.000-08:002011-02-05T05:23:08.853-08:00Ekspedisi Ilimiah ke Natuna dan Perairan Kalimantan SelatanSebanyak 60 peneliti akan melakukan ekspedisi Laut Natuna dan perairan Kalimantan Selatan untuk melengkapi data keanekaragaman hayati di kedua wilayah itu. Peserta ekspedisi yang terdiri atas 24 dosen perguruan tinggi negeri maupun swasta dan 24 peneliti serta 12 teknisi senior dari Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu diberangkatkan dengan kapal riset Baruna Jaya VIII di Pelabuhan Perikanan Muara Baru, Dermaga Barat, Jakarta Utara, kemarin.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Dalam proyek kerja sama Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional, dan LIPI tersebut, ekspedisi ke Laut Natuna akan dilakukan pada 4-16 November 2010, sedangkan eksplorasi perairan Kalimantan Selatan, di sekitar Pulau Matasiri, akan dilaksanakan pada 19 November hingga 1 Desember 2010. "Tim ekspedisi menjanjikan sedikitnya 25 tulisan ilmiah akan dihasilkan dalam ekspedisi ini," kata Direktur Jenderal pendidikan Tinggi Djoko Santoso saat melepas tim ekspedisi tersebut. <br />
<br />
Lebih dari 15 bidang penelitian akan dilakukan dalam ekspedisi ini, mulai biodiversitas laut; dinamika laut, seperti pola arus; kimia dan bathymetry laut; sampai aspek sosial ekonomi di wilayah perbatasan. "Laut Indonesia masih membutuhkan eksplorasi, terutama di kawasan Natuna yang masih kekurangan data," kata Endang Sukara, Wakil Kepala LIPI. <br />
<br />
Ekspedisi ini dapat menjadi wadah bagi para peneliti dan dosen dari 19 perguruan tinggi negeri dan swasta untuk mengembangkan kemampuan mereka."Kami berharap ekspedisi ini mampu mengangkat gengsi peneliti Indonesia di tingkat dunia," katanya. <br />
<br />
Penelitian gabungan ini diharapkan juga dapat melahirkan para ahli taksonomi. "Laut Indonesia memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, namun jumlah taksonom masih sangat sedikit," kata Suharsono, Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI. "Bersama Ditjen Dikti, kami membangun crash program untuk taksonom lewat perguruan tinggi."<br />
<br />
<br />
Sumber :<br />
TJANDRA DEWI<br />
<a href="http://www.tempointeraktif.com/hg/sains/2010/11/03/brk,20101103-289281,id.html">http://www.tempointeraktif.com/hg/sains/2010/11/03/brk,20101103-289281,id.html</a>emang bloghttp://www.blogger.com/profile/13707226633694689801noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6673809480960403895.post-30331761687998123572011-02-05T05:20:00.000-08:002011-02-05T05:20:01.096-08:00APBD Natuna Rp1,148 TDewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Natuna mengesahkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RANPERDA) menjadi Perda Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2011 sebsar Rp1,1 triliun di ruang rapat paripurna DPRD Natuna, Kamis (23/12). Hadir Bupati Natuna Drs. H Raja Amirullah beserta seluruh anggota DPRD Natuna, SKPD dan unsur Muspida Natuna.<br />
<br />
Ketua DPRD Natuna Hadi Chandra dalam sambutannya menyebutkan APBD Kabupaten Natuna tahun anggaran 2011 bersumber dari sektor pendapatan daerah dan penerimaan lainnya. Sebagaimana disampaikan Bupati Natuna pada pidato pengantar nota keuangan RAPBD sebesar Rp1.148.858.449.000 kata Hadi, APBD itu terdiri dari estimasi pendapatan daerah untuk tahun anggaran 2011 sebesar Rp909.538.449.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Dikatakan, jumlah tersebut dari pendapatan asli daerah Rp20.847.000.000, dana perimbangan Rp832.815.520.000, lain-lain pendapatan daerah yang sah Rp55.875.929.000. Kemudian, dari Silpa Daerah tahun 2010 sebesar Rp239.320.000.000. Sedangkan rencana belanja daerah tahun anggaran 2011 sebesar Rp1.148.858.449.000. Yang terdiri dari dari belanja langsung sebesar Rp712.962.067.221 dan belanja tidak langsung Rp435.896.381.779.<br />
<br />
"Dengan sudah disahkannya ranperda menjadi perda APBD ini, kita berharapkan dalam pengimplementasiannya nanti dapat berjalan sesuai dengan perencanaan awal yang sudah dituangkan ke dalam agenda kerja pemerintah daerah di dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Natuna," tukasnya.<br />
<br />
Selanjutnya pada kesempatan itu, Hadi Chandra juga menyampaikan harapannya terkait dengan sudah disahkannya APBD Natuna yang mencapai Rp1,1 triliun itu. Dimana selaku wakil rakyat dirinya ingin Natuna menjadi lebih berkembang. Perkembangan itu meliputi sektor pembangunan infrastruktur maupun pembangunan SDM yang berkualitas, sehingga Natuna menjadi suatu daerah yang maju dan sejahtera. <br />
<br />
"Kita berharap dengan bertambahnya APBD Natuna, pembangunan di daerah ini terus berjalan dan masyarakat Natuna semakin sejahtera," pungkasnya. (hk/37)<br />
<br />
Sumber :<br />
<a href="http://haluankepri.com/index.php?option=com_content&view=article&id=6769:apbd-natuna-rp1148-t&catid=32:natuna&Itemid=47">http://haluankepri.com/index.php?option=com_content&view=article&id=6769:apbd-natuna-rp1148-t&catid=32:natuna&Itemid=47</a><br />
24 Desember 2010emang bloghttp://www.blogger.com/profile/13707226633694689801noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6673809480960403895.post-13548115091178356142011-02-05T05:17:00.000-08:002011-02-05T05:17:39.317-08:00Natuna, kok nunjuk asing lagi. Ada apa nih?POTENSI NATUNA memang luar biasa. Potensi minyaknya hampir 6 kali lebih banyak dibandingkan potensi Tangguh. Dari sisi nilai ekonomisnya, saat harga minyak dunia mencapai US$ 80/barel, Natuna mampu mengeruk penghasilan sekitar Rp6000 triliun. Apalagi dalam kondisi sekarang ini, harga minyak dunia terkerek naik menjadi US$ 90/barel, jelas berdampak positif terhadap Matuna. Nilai hasil produksinya bisa terdongkrak melonjak mencapai Rp6750 triliun. Sebuah angka menakjubkan, yang tentunya mampu mensejahterahkan rakyat republik ini.<br />
<br />
Angka sebesar itu menjadi sebuah kenyataan, jika Natuna dikelola secara transparan, apalagi dikelola anak bangsa yang sudah memiliki kemampuan, memiliki profesionalisme dan memiliki hati yang lebih dalam mengelola kekayaan alam demi negerinya sendiri.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Sayangnya, pemerintah tak mau melakukan itu. Buktinya, pemerintah kembali menunjuk Exxon Mobile gandeng Total Indonesia dan Petronas untuk menjadi patner Pertamina, dalam mengelola pengembangan blok Natuna Timur, yang dulunya bernama Natuna D-Alpha. <br />
<br />
Penunjukan itu sudah direalisasi melalui penandatangan Head of Agreement (HoA) pada 3 Desember 2010, dilanjutkan 17 Desember 2010. Lho, Ada apa ini? Apa untuk persiapan menjelang Pemilu 2014 yang tinggal dua tahun lagi? <br />
<br />
"Padahal, penunjukan Exxon ibarat keledai yang sudah jatuh kedua kalinya. Mengingat, perusahaan ini sudah pernah menipu, mencundangi, mencurangi Negara Republik Indonesia dengan menerapkan pola bagi hasil pada kontrak Natuna pada tahun 1980-an. Ditetapkan pola bagi hasil, ternyata 100% untuk Exxon Mobille : 0% pemerintah RI. Selayaknya perusahaan ini, di black list, bukan malah diberi kesempatan lagi," ungkap Marwan Batubara dari Indonesian Resources Studies (IRESS) di Jakarta, kemarin. <br />
<br />
Pola curang seperti ini, sambung Marwan, lumrah dilakukan negara-negara penjajah di penjuru dunia. Kita memahami tingginya kandungan CO2 memerlukan biaya ekstra untuk memisahkannya. Sehingga pola bagi hasil 70% : 30% dapat saja tidak relevan. Namun biaya ekstra itu, tidak demikian besar. Malah penerimaan negara berubah dari 70% menjadi 0%! Biaya ekstra itu, pasti jauh lebih kecil dibanding pendapatan yang seharusnya diterima negara.<br />
<br />
Biaya pemisahan CO2 seharusnya didanai menggunakan pendapatan gas yang diproduksi, tanpa merubah pola umum bagi hasil 70% : 30%. Informasi di lapangan, biaya operasi pemisahan CO2 yang menggunakan proses absorpsi atau membran berkisar 2% hingga 10% dari gas yang diproduksi. Hal ini dapat diamati pada ladang Grissik, yang dioperasikan Conoco-Phillips atau ladang Sleipner di Norwegia yang dioperasikan oleh Statoil. Disamping memisahkan CO2, ladang Statoil juga menyimpan, mengasingkan CO2 ratusan meter di aquifer bawah dasar laut. <br />
<br />
Dengan demikian, sangat absurd dan aneh jika pemerintah masih juga memberi kesempatan kepada Exxon Mobil, yang telah bersikap sebagai penjajah dan berencana menghisap kekayaan negeri ini di Natuna. <br />
<br />
"HoA masih merupakan kesepakatan awal menuju kontrak kerja sama (KKS) yang permanen. Namun kami sangat prihatin atas penetapan Exxon, sebagai salah satu mitra Pertamina. Kami juga khawatir yang ditunjuk jadi operator bukan Pertamina tapi Exxon," papar Marwan serius.<br />
<br />
Mengingat berdasarkan pengalaman Cepu, lanjut dia, Dirut Pertamina saat itu menyatakan siap menjadi operator. Sayangya pemerintah malah berpihak pada Exxon. Kini, Dirut Pertamina kembali menyatakan siap menjadi operator Natuna, tapi pemerintah belum mengukuhkannya. <br />
<br />
Dijen Migas pernah mengatakan, Pertamina ditunjuk pemerintah untuk mencari patner, bukan untuk jadi operator. Apakah sejarah akan berulang, bahwa Presiden SBY tunduk kepada pemerintah Amerika? Apakah pemerintah saat ini masih menjadi boneka asing? Menyedihkan memang jika hal itu benar adanya, tandas mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.<br />
<br />
Selama ini, sikap pemerintah terkait Natuna dapat ditelusuri dari berbagai pernyataan pejabat yang tidak konsisten. Malah sebagai bentuk ketidakberdayaan terhadap asing, utamanya Amerika. <br />
<br />
Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro pada 25 Januari 2007 pernah mengatakan: “Sejak Januari 2007 pemerintah menetapkan Blok Natuna D-Alpha sebagai wilayah terbuka migas”. Pernyataan ini langsung dibantah lantang VP Exxon, Maman Budiman bahwa Exxon mengklaim masih merupakan operator Natuna.<br />
<br />
Melalui surat No. 3588/11/MEM/2008, tertanggal 2 Juni 2008 Menteri ESDM menunjuk Pertamina untuk “mengelola” Natuna. Dirut Pertamina, Ari Soemarno pun menyatakan butuh kejelasan tentang status Exxon Mobile yang menangani Natuna. “Terutama soal hukumnya, sudah selesai apa belum, karena ada pihak yang mempermasalahkan itu”. <br />
<br />
Atas keraguan Dirut Pertamina ini, Menteri ESDM malah menegaskan “Apa yang perlu dipertanyakan lagi? Keputusan menyerahkan blok itu ke Pertamina sudah melalui sidang kabinet yang dipimpin Presiden SBY, dan ada surat Menteri ESDM”. <br />
<br />
Keraguan Dirut Pertamina memang beralasan, karena setelah terbitnya surat penunjukan Pertamina, Exxon Mobile masih pede bersikap sebagai operator. Ditambah lagi dengan dibuktikannya penyerahan Plan of Development (PoD) Natuna kepada BP Migas pada tanggal 30 Desember 2008. <br />
<br />
Sikap confidence Exxon Mobile menyerahkan PoD diiringi pernyataan Maman Budiman bahwa Exxon Mobile masih berhak di Natuna. Sesuai kontrak Natuna PSC, pengajuan PoD adalah langkah sebelum deadline berakhir. Kenapa Maman begitu yakin?<br />
<br />
Ternyata Exxon Mobile memang masih diakui sebagai operator Natuna. Buktinya, Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, tanggal 2 Januari 2009, Kepala BP Migas mengakui Exxon diberi perpanjangan kontrak pada Januari 2007 dan berikutnya pada Januari 2008. <br />
<br />
Dengan demikian, tidak salah jika Dirut Pertamina ragu melakukan aksi-aksi korporasi. Meskipun Purnomo mengatakan sudah ada penunjukan melalui Kepmen No. 3588 bahkan kesepakatan sidang kabinet yang dipimpin Presiden SBY.<br />
<br />
Akrobat pernyataan pejabat itu, dapat diartikan sebagai penyembunyian informasi, sekaligus bentuk ketundukan kepada asing. Sehingga, tidak mengherankan jika akhirnya pemerintah melanjutkan dukungan pada Exxon Mobile, dan memerintahkan Pertamina memilih Exxon Mobile sebagai patner dengan <br />
penandatanganan HoA pada tanggal 3 Desember 2010.<br />
<br />
Jadi, kenapa pemerintah tidak segera menunjuk Pertamina sebagai opertor Natuna? Ternyata, disamping melanggar kosntitusi, juga hal ini tidak sesuai visi dan program pemerintah yang ingin membesarkan Pertamina. <br />
<br />
Keengganan menunjuk Pertamina ini sama seperti yang terjadi pada Blok Cepu (2006). Saat itu, Dirut Pertamina menyatakan sanggup menjadi operator Cepu, namun yang ditunjuk adalah Exxon Mobile. <br />
<br />
Sekarang Dirut Pertamina Karen Agustiawan pun telah menyatakan kesiapan Pertamina memimpin eksploitasi Natuna. Namun sikap pemerintah tampaknya sama seperti pada Blok Cepu.<br />
<br />
Dirjen Migas, Evita H. Legowo mengaku tidak bisa memutuskan permintaan Pertamina menjadi pemegang saham mayoritas Natuna. Pemerintah tidak pernah menunjuk Pertamina sebagai operator. Suratnya (maksudnya Surat No.3588) diserahkan kepada Pertamina untuk cari patner. Tak disebut masalah operator. <br />
<br />
"Dengan pernyataan ini saya khawatir, yang akhirnya kelak ditunjuk sebagai operator adalah Exxon Mobile. Jika demikian, jelas amanat konstitusi diabaikan dan kebijakan membesarkan national oil company (NOC) sebagaimana berlaku di seluruh dunia, tidak berlaku pada Pertamina," sambung Marwan.<br />
<br />
Seorang pejabat pemerintah pernah menyatakan Exxon Mobile perlu dijadikan mitra di Natuna, karena situasi geopolitik dan kepentingan keamanan. Jangan-jangan kekhawatiran ini, sengaja disebarkan untuk menjustifikasi penunjukan Exxon Mobile.<br />
<br />
Namun terlepas dari itu, Natuna bukanlah wilayah sengketa yang diperebutkan banyak negara seperti halnya Kepulauan Spratly. Selain itu, Indonesia adalah negara berdaulat yang mempunyai wilayah dan batas negara yang jelas. <br />
<br />
Kita juga memegang sikap poilitik yang bebas dan aktif. Adalah hak kita melakukan apa saja dan berpatner dengan siapa saja dalam wilayah negara kita, tanpa tergantung pada negara lain. Dengan demikian, secara geopolitis, pemerintah seharusnya tidak punya alasan apapun untuk tunduk dan mengikutsertakan Exxon Mobile mengelola Natuna.<br />
<br />
Sebaliknya pernyataan Exxon Mobile bahwa eksploitasi akan berlangsung sekitar 30 tahun harus digugat. Kita menginginkan Natuna dieksploitasi dengan memperhatikan aspek-aspek keekonomian, kelestarian lingkungan dan etika berkelanjutan untuk generasi mendatang. <br />
<br />
Gas Natuna terutama harus dialokasikan untuk domestik. Dengan potensi sebesar 46 tcf (46.1012 x 1/5.487 barel oil equivalent, boe x US$80/boe = US$ 670.68 billion = Rp 6036,08 triliun), seharusnya Natuna dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan domestik, minimal selama 92 tahun (laju produksi 0,5 <br />
tcf atau 500 bcf per tahun). <br />
<br />
Prinsip kuras sebanyak-banyaknya dalam waktu secepat-cepatnya seperti berlaku di Arun atau Badak, sudah bukan jamannya lagi untuk diterapkan karena hanya menguntungkan kontraktor dan menyisakan kemiskinan bagi daerah penghasil dan generasi mendatang.<br />
<br />
Seharusnya kita punya komitmen mendukung pemerintah agar berani menegakkan kedaulatan negara dan harga diri bangsa. Juga kita tidak rela negara ini terus diremehkan asing, sebagaimana sebuah harapan kita tidak berharap pemerintah SBY bersikap lemah kepada asing. Semoga. (endy)<br />
<br />
Sumber :<br />
<a href="http://www.kabarbisnis.com/makro/Indepth/2817365-Natuna__kok_nunjuk_asing_lagi__Ada_apa_nih_.html">http://www.kabarbisnis.com/makro/Indepth/2817365-Natuna__kok_nunjuk_asing_lagi__Ada_apa_nih_.html </a>emang bloghttp://www.blogger.com/profile/13707226633694689801noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6673809480960403895.post-2291558579521090432011-02-05T05:15:00.000-08:002011-02-05T05:15:11.007-08:00Kekah Natuna Terancam PunahKarena ketiadaan kawasan konservasi di Kepulauan Natuna, kekah natuna akan segera punah akibat kehilangan habitat dan perburuan.<br />
<br />
<br />
Ferdi N. Rangkuti *)<br />
<br />
Kepulauan Natuna terletak di Laut Cina Selatan antara Semenanjung Malaysia, Borneo, Vietnam dan Kamboja. Pada gugusan Kepulauan Natuna, terdapat Pulau Natuna atau Bunguran Besar yang letaknya di bagian dengan koordinat 030 38’ – 040 15’ LU dan 1070 58’ – 1080 25’ BT. Luas pulau sekitar 172.000 ha, dengan panjang 65 km dan lebar 45 km.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Beberapa hewan endemik dapat ditemui di pulau ini. Kekah natuna Presbytis natunae, kukang Nycticebus coucang natunae, dan kera ekor-panjang Macaca fascicularis pumila adalah tiga primata endemik di P. Natuna. Selain itu, beberapa jenis hewan yang terancam punah seperti duyung Dugong dugong, penyu belimbing Dermochelys coreacea, dan buaya muara Crocodilus porosus juga terdapat di P. Natuna (Chasen, 1935). <br />
<br />
Begitu pula dengan tumbuhan, P. Natuna kaya akan jenis-jenis tumbuhan, terutama pohon yang bernilai ekonomis tinggi dari jenis-jenis Dipterocarpaceae (Steenis, 1932). Pulau Natuna juga memiliki beragam tipe vegetasi, diantaranya hutan primer pegunungan, hutan kerangas, hutan rawa, dan mangrove. Sangat disayangkan, ternyata kekayaan keanekaragaman hayati di P. Natuna memiliki ancaman yang besar dan sangat serius.<br />
<br />
Kekah natuna (Presbytis natunae), merupakan fauna yang mengalami ancaman paling besar dan serius. Salah satu ancaman terbesarnya adalah kehilangan habitat akibat konversi lahan dan perburuan. Selain itu, jenis primata endemik ini sangat dikenal oleh masyarakat Natuna, karena memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Kekah natuna dijual dengan harga antara Rp. 300.000,- hingga Rp. 800.000,- per ekor. Kekah yang masih muda memiliki nilai jual lebih tinggi, begitu juga kekah dewasa yang sudah terlatih atau jinak.<br />
<br />
Banyaknya orang yang ingin memelihara kekah natuna ini, karena secara morfologi bentuknya sangat lucu, selain itu hewan ini juga mudah jinak, dan dianggap memiliki nilai prestisius bila memeliharanya. Beberapa orang yang memelihara kekah mengaku sangat mudah merawatnya, karena kekah mau diberi makan apa saja, seperti makanan yang biasa dimakan manusia (nasi, roti, susu, pisang, dan sayur-sayuran). Tentu saja banyak kasus kekah yang mati dalam pemeliharaan akibat konsumsi pakan yang tidak sesuai.<br />
<br />
Selain itu, kekah juga diketahui banyak dibawa keluar pulau sebagai oleh-oleh atau hadiah, maupun untuk dijual. Transportasi yang digunakan biasanya kapal-kapal dagang di pelabuhan-pelabuhan lokal, ada juga yang menggunakan jasa pesawat militer. Cara seperti ini dianggap lebih aman, karena biasanya tidak melalui pemeriksaan yang berarti.<br />
<br />
Disebabkan banyaknya permintaan dan harga jual yang relatif cukup tinggi, jumlah kekah yang diburu semakin banyak. Penelitian yang dilakukan oleh Tim PSBK UI selama 16 Juni hingga 2 Juli 2002, tercatat sebanyak 28 ekor Kekah pernah tertangkap dan dipelihara. Sebagian besar hewan tersebut akan dijual oleh pemiliknya. Dari hasil wawancara dengan beberapa orang yang pernah memelihara kekah natuna, hewan tersebut mudah mati dan tidak bertahan lama bila dipelihara. Selain karena pakan yang tidak sesuai, kemungkinan lain karena kekah mudah stres.<br />
<br />
Jumlah kekah yang dipelihara baik yang terdata maupun yang tidak terdata, belum mewakili jumlah keseluruhan yang ditangkap/diburu. Biasanya untuk mendapatkan seekor kekah yang ditangkap adalah anaknya dengan cara menembak induknya. Selain dengan ditembak, primata ini ditangkap dengan cara dikejar dan diperangkap. Cara menangkap dengan dikejar biasanya dilakukan oleh penduduk lokal yang telah terbiasa berburu di hutan. Kekah betina yang terlihat menggendong seekor anak akan dikejar terus-menerus. Biasanya tidak terlalu lama, induk kekah akan melepaskan anaknya (diduga karena kekah mudah stress dan panik). Anak yang dilepaskan akan diam saja di suatu pohon, jika pohonnya digoyang-goyangkan dengan cukup keras disertai teriakan-teriakan, anak kekah tersebut akan melompat/terjun ke bawah, sehingga mudah ditangkap. Cara menangkap dengan perangkap dilakukan menggunakan perangkap kayu yang besar dan diletakkan di dekat kebun atau ladang.<br />
<br />
Penduduk biasanya memasang perangkap untuk menjebak kera, yang memang hama nomor dua bagi ladang dan kebun mereka. Oleh karena itu, perangkap tersebut jarang diperiksa, sehingga pernah terjadi satu grup kekah, sejumlah 5 ekor, terperangkap mati dalam jebakan tersebut karena tidak mendapat makanan dan minuman.<br />
<br />
Tidak hanya perburuan, kekah juga semakin terdesak karena permasalahan habitat. Hingga tahun 2000, penebangan liar di Natuna hampir menghabiskan hutan dataran rendah yang menjadi habitat kekah. Kini kekah lebih sering dijumpai di kebun karet tua yang telah menyerupai hutan sekunder. Sayangnya, kebun karet tersebut merupakan kebun yang sudah tidak produktif lagi, dan berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Kehutanan, Kabupaten Natuna, kebun-kebun karet tersebut akan diremajakan atau diproduktifkan lagi dengan jenis tanaman baru. Hal ini semakin mempersempit habitat kekah yang tersisa.<br />
<br />
Kekah natuna hanya ditemui di Pulau Natuna (Bunguran Besar) saja. Di pulau tersebut kekah tersebar dalam beberapa tipe habitat dan ketinggian (gunung tertinggi adalah Gn. Ranai 1.035 m dpl). Habitat yang dihuni Kekah Natuna antara lain, hutan primer pegunungan, hutan sekunder, kebun karet tua, daerah riparian, dan juga ditemui beririsan dengan hutan mangrove dan kebun campuran (Indrawan & Rangkuti, 2002). Sayang sekali, di kepulauan ini belum ada kawasan perlindungan (daerah konservasi). Selain itu, status endemisitas yang hanya terbatas pada satu pulau, ditambah perburuan yang tinggi untuk dipelihara dan dijual, serta belum ada usaha-usaha penyadartahuan masyarakat (public awareness), menyebabkan kekah natuna sangat terancam punah. Oleh karena itu, aksi perlindungan terhadap kekah natuna sangat mendesak untuk segera dilakukan. Bila tidak, dalam waktu dekat kekah natuna akan mengalami kepunahan, dan bumi akan kehilangan salah satu jenis primata endemiknya di Indonesia.<br />
<br />
<br />
*) Peneliti pada Pusat Studi Biodiversitas dan Konservasi (PSBK) dan mahasiswa Program Pasca Sarjana, Biologi Konservasi, Universitas Indonesia (UI).<br />
<br />
<br />
Referensi:<br />
<br />
<br />
Chasen, F.N. 1935. On a collection of mammals from the Natuna Islands, South China Sea.<br />
<br />
Bull. Raff. Museum 10: 5–42.<br />
<br />
Indrawan, M. & Rangkuti, F.N. 2002. Development, biodiversity and the status of Banded Leaf <br />
<br />
Monkey in Natuna Islands, South China Sea. Tropical Biodiversity 7(2-3): 151–63.<br />
<br />
Steenis, C.G.G.J. van. 1932. Botanical results of a trip to the Anambas and Natoena Islands. Serie III. Bulletin Jard. Bot. Buitenzorg 12(2): 151–211.<br />
<br />
Sumber:<br />
<a href="http://www.conservation.or.id/tropika/tropika.php?catid=52&tcatid=159">http://www.conservation.or.id/tropika/tropika.php?catid=52&tcatid=159</a>emang bloghttp://www.blogger.com/profile/13707226633694689801noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6673809480960403895.post-30229776963477397822011-02-05T05:12:00.000-08:002011-02-05T05:12:30.475-08:00Presiden Minta Pertamina Kelola Blok NatunaPresiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Pertamina bersiap untuk melakukan pengembangan eksplorasi gas di Blok Natuna, menyusul belum disepakatinya negosiasi antara Pertamina dengan Exxon Mobile yang sudah berjalan 2 tahun.<br />
<br />
Dalam rapat terbatas yang juga dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri ini, Presiden SBY meminta Pertamina bersiap untuk melakukan pengembangan eksplorasi gas di Blok Natuna di Kepulauan Riau menyusul belum adanya kesepakatan negosiasi dengan Exxon Mobile dengan Pertamina yang sudah berjalan hampir 2 tahun.<br />
<a name='more'></a> <br />
<br />
Terkait dengan rencana eksplorasi gas di Blok Natuna tersebut, Presiden juga meminta agar dibentuk tim untuk mengkaji permasalahan dalam pengelolaannya kedepan. Tidak hanya menyangkut kesiapan teknis dan ekonominya, namun juga pengembangan daerah perbatasan karena letak Blok Natuna berada didaerah perbatasan.<br />
<br />
Biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan eksplorasi gas di lepas pantai Natuna tersebut mencapai 30 milyar dolar Amerika Serikat atau hampir mencapai 300 triliun rupiah. <br />
<br />
Dirut Pertamina, Ari Sumarno mengatakan karena biaya yang dibutuhkan untuk ekplorasi gas di Blok Natuna sangat besar dan tidak mungkin dilakukan Pertamina sendiri. Ari Sumarno menegaskan, jika hal itu terealisasi maka pengembangan Blok Natuna akan menjadi lapangan gas terbesar di dunia. <br />
<br />
Sejauh ini sejumlah perusahaan gas asing banyak berminat ikut menggarap blok gas Natuna diantaranya Total, Petronas dan sebelumnya Exxon Mobile, namun belum dicapai sepakat lebih lanjut menyangkut 8 butir permasalahan. (Nancy Erene dan Nurkayat/Sup)<br />
<br />
Sumber :<br />
<a href="http://www.indosiar.com/fokus/68090/presiden-minta-pertamina-kelola-blok-natuna">http://www.indosiar.com/fokus/68090/presiden-minta-pertamina-kelola-blok-natuna</a>emang bloghttp://www.blogger.com/profile/13707226633694689801noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6673809480960403895.post-89136618067237477642011-02-05T05:10:00.000-08:002011-02-05T05:10:12.204-08:00Pengamat: Pertamina Secepatnya Produksi Gas di Blok Natuna DPengamat perminyakan dan gas Kurtubi mengingatkan Pertamina agar mempercepat produksi gas di blok Natuna D Alpha dengan segera mencari mitra kerja pengembangan blok tersebut yang kuat dari sisi dana maupun teknologi, mengingat negara sangat membutuhkan hasil produksi untuk menopang perekonomian nasional.<br />
<br />
"Harus cepat buka penawaran kerjasama itu. Pilih mitra yang benar-benar kuat baik dari sisi pendanaan maupun teknologinya agar proses terlaksananya pekerjaan itu juga bisa dipercepat," katanya dalam diskusi tentang Migas di Jakarta, Selasa (01/07).<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Menurut dia, membangun kemitraan dengan perusahaan yang kuat secara dana dan teknologinya maka proyek pengembangan blok Natuna D Alpha ini diperkirakan hanya dalam tiga sampai empat tahun sudah bisa berproduksi.<br />
<br />
Blok yang oleh pemerintah secara resmi diserahkan kepada Pertamina ini, kata Kurtubi, potensinya sangat besar dan merupakan salah satu yang terbesar di kawasan Asia.<br />
<br />
Kandungan gas Natuna D Alpha diperkirakan mencapai 222 TCF (Triliun Cubik Feet) tapi kadar C02 sangat besar sehingga gas metane yang bisa dihasilkan sekitar 46 TCF yang bisa dimanfaatkan sebagai LNG, LPG ataupun untuk pembangkit listrik.<br />
<br />
Bila blok ini cepat berproduksi, dengan potensi (cadangan terbukti -red) sebesar 46 TCF itu maka diperkirakan negara bisa memperoleh pendapatan sebesar dua kali dari hasil dari Lapangan Badak di Bontang, Kaltim yang sekitar US$10 miliar per tahun. "Berarti Blok Natuna bisa hasilkan US$20 miliar per tahun," katanya.<br />
<br />
Jumlah ini bisa bertambah lagi, apabila kandungan CO2 nya juga bisa dimanfaatkan. menurut dia, CO2 dari Natuna D Alpha bisa dipergunakan untuk menggenjot produksi dari Lapangan Minas, Propinsi Riau.<br />
<br />
Beberapa perusahaan migas di dunia berbasis di Amerika Serikat, kata dia, dengan teknologi yang tinggi telah menggunakan CO2 untuk mengupayakan lapangan minyaknya yang produktivitasnya menurun bisa ditingkatkan lagi.<br />
<br />
Jadi, lanjut dia, CO2 dari Natuna D Alpha juga bisa dipergunakan untuk mengupayakan peningkatan produksi minyak dari Lapangan Minas, Propinsi Riau tersebut.<br />
<br />
<br />
Beauty Contest<br />
<br />
Sementara itu, PT Pertamina (Persero) menyatakan akan mempercepat pengembangan Blok Natuna D Alpha setelah resmi ditunjuk pemerintah mengelola blok yang diperkirakan memiliki cadangan gas cukup besar tersebut.<br />
<br />
Wakil Dirut Pertamina Iin Arifin Takhyan, beberapa waktu lalu mengatakan, pihaknya segera menender secara terbatas (beauty contest) mitra kerja pengembangan blok yang membutuhkan modal dan teknologi tinggi tersebut. "Kami targetkan mitranya sudah ada tahun ini juga," katanya.<br />
<br />
Pertamina secara resmi ditunjuk pemerintah sebagai pengelola Natuna D Alpha, melalui Surat Menteri ESDM No 3588/11/MEM/2008 tanggal 2 Juni 2008 perihal Status Gas Natuna D-Alpha. Menurut Iin, Pertamina akan membentuk tim dalam pengembangan blok tersebut. Pertamina juga sudah mulai membahas kontrak, menyusun studi kelayakan dan tata cara memilih mitra kerja.<br />
<br />
Iin menambahkan, hampir semua perusahaan besar sudah menyatakan minat bekerja sama mengembangkan Natuna dan menandatangani letter of interest (LoI) dengan Pertamina. Perusahaan migas multinasional tersebut di antaranya Petronas, Shell, dan PetroVietnam. Namun, Iin mengatakan, meski menjadi pemegang saham mayoritas, Pertamina belum tentu menjadi operator."Kami inginkan joint operation seperti halnya di Blok Cepu," katanya.<br />
<br />
<br />
Pertamina menargetkan Natuna mulai produksi 2018.<br />
<br />
Blok Natuna membutuhkan modal dan teknologi tinggi mengingat sebagian besar gas mengandung CO2.Catatan Pertamina, untuk memproduksi 1.000 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) membutuhkan investasi US$25 miliar. (*/lin)<br />
<br />
Sumber :<br />
<a href="http://berita.kapanlagi.com/ekonomi/nasional/pengamat-pertamina-secepatnya-produksi-gas-di-blok-natuna-d-azr9ah0.html">http://berita.kapanlagi.com/ekonomi/nasional/pengamat-pertamina-secepatnya-produksi-gas-di-blok-natuna-d-azr9ah0.html</a>emang bloghttp://www.blogger.com/profile/13707226633694689801noreply@blogger.com0